Pelajaran IPA Kelas 4 : Membuat Cincau dan Pewarna Alami

Pernah dengar cincau kan ataupun ada yang pernah mencoba makannya. Setahu saya cincau itu ada 2 jenis warnanya ada yang hitam yang sering kita dapat pada saat puasa ataupun untuk campuran es campur yang kita sebut dengan Cao. Satu lagi cincau hijau, cincau ini sudah jarang kita jumpai. Atau sudah tidak popular lagi untuk di jadikan minuman segar, ini bisa kita buktikan dengan Fauziyah anak saya yang tidak tau apa itu cincau hijau dan belum pernah dia minumnya, kalau cincau hitam ataupun Cao sering dilihatnya tercampur dalam es campur ataupun es cao itu sendiri, tapi Fauziyah tidak begitu menyukainya.
Sewaktu kecil, saya paling senang membeli cincau hijau yang sering lewat di depan rumah,  di bawa pake pikulan dan bapak penjualnya akan membunyikan gelas teng…..teng….cincau…… pastilah aku langsung minta uang sama mama untuk membeli cincau. Terkadang sampai menangis kalo nggak di kasih karena bisa tiap hari minta cincau.
Seiring berjalannya waktu, cincau pun terlupakan, sudah semakin banyak jenis minuman yang ada. Dulu saya masih sering membuat cincau/cao dari daunnya langsung. Cincau dapat dibuat dari daun yang menjalar dan dari cincau laut yang daunnya dari pohon yang besar.
Kali ini anak-anak SDIT Wahdatul Ummah Metro kelas 4 belajar membuat Cincau dari daun yang besar-besar sekalian membuat pewarna alami dari dedaunan. Berikut ini foto-fotonya :

Seru abis….

Asik deh…..

Ayo peras daunnya biar keluarwarnanya…

Senangnya belajar membuat pewarna dan cincau

Sekedar informasi untuk membuat pewarna alami dapat diperoleh dari keterangan berikut ini :

Berdasarkan komponen zat pewarnanya, pewarna alami dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
·         Karotenoid: isoprenoid dan derivatnya.
KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
·         Klorofil dan senyawa heme: pigmen porphyrin.
KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
·         Antosianin: 2-fenilbenzopyrylium dan derivatnya.
ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari buah, juice dan susu).
·         Pewarna tumbuhan lainnya: betalains, cochineal, riboflavin dan kurkumin.
KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur sekaligus pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
·         Melanoidin dan karamel: terbentuk selama proses pemanasan dan penyimpanan.
KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol.
Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat pula menggunakan blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna, lalu disimpan di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih lama.
Pewarna alami untuk makanan:
·         Batang Secang memberikan warna merah.
·         Buah kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan
·         Bunga Belimbing sayur menghasilkan warna merah
·         Bunga Telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan
·         Cabai merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang menjadikan warna merah pada makanan
·         Daging Buah Kluwak memberi warna hitam
·         Daun Katuk menghasilkan warna hijau
·         Daun Pandan  menghasilkan warna hijau
·         Daun Suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau pd makanan
·         Gula merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan,
·         Kunyit (Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna kuning pada makanan.
·         Kulit Bunga Rosella menghasilkan pewarna merah
·         Ubi ungu untuk warna ungu
·         Wortel, beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning pd makanan
Pewarna alami untuk Tekstil
·         Akar Harendongdigunakan campuran dalam warna merah, daunnya sebagai campuran dalam pemberian warna lembayung; dan buahnya memberi warna hitam pada kain.
·         Biji jelawe memberi warna hitam
·         Buah Jambu mete digunakan untuk membuat tinta penandaan (marking ink) dan untuk menghitamkan rambut.
·         Buah manggis menghasilkan warna ungu 
·         Buah Pinang digunakan memberi warna katun dan wol menjadi coklat-merah atau hitam.
·         Buah rambutan yang masih muda menghasilkan warna kuning
·         Bunga Kembangsepatu menjadikan makanan berwarna merah, dan dapat menghitamkan sepatu dan alis.
·         Bunga Kembangtelang memberi warna pada makanan, tikar dan kain menjadi hijau-biru.
·         Bunga Safflower memberi warna pada sutra, katun atau linen menjadi merah-kuning.
·         Bunga srigading memberi warna kuning keemasan
·         Bunga tembelekan memberi warna kuning pada sutra dan daging ayam.
·         Daging Buah Kelapa memberi warna hijau pada sutra.
·         Daun gambir menghasilkan warna merah
·         Daun indigo menghasilkan Warna biru
·         Daun Jambubiji digunakan sebagai campuran dalam pemberian warna hitam pada sutra, katun dan tikar.
·         daun jambu mede menghasilkan warna kuning
·         Daun jati memberi warna merah kecoklatan
·         Daun Mangga memberikan warna kuning pada kain dan tikar.
·         Daun pulutan memberi warna abu2
·         Daun putri malu memberi warna kuning kehijauan
·         Daun Sujidigunakan mewarna makanan menjadi hijau.
·         Daun tarum dapat  menghasilkan warna biru
·         Daun, kulit buah alpukat memberi warna hijau kecoklatan
·         Kayu Angsanadigunakan memberi warna merah pada katun, wol, kulit samak, bambu dan kayu lain.
·         Kayu mahoni memberi warna coklat
·         Kayu Nangka memberi warna kuning pada katun dan sutra.
·         Kulit akar dan daun Jati digunakan untuk mewarnai tikar menjadi coklat-kuning.
·         Kulit buah kenari menghasilkan warna cokelat
·         Kulit Buah Manggismemberi warna kain menjadi hitam-coklat, dan warna kuning pada kain.
·         Kulit jengkol menghasilkan warna cokelat
·         kulit kayu secang menghasilkan warna merah
·         Menteng memberi warna pada katun, kain linen, dan kotak cerutu menjadi merah-kuning atau ungu.
·         Mundu: memberi warna coklat pada kain dan tikar.
·         Ranting pinus bisa didapatkan warna abu-abu
·         Rimpang Kunyit memberi warna pada makanan, katun, dan kain sutra, tikar, dan bagian-bagian kulit menjadi coklat-kuning.
·         Sedar merah memberi warna merah atau hitam pada tikar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *