Agar Puasa Tidak Sia-sia

Agar saat puasa mulut tidak berbau sudah saya postingkan, sekarang agar puasa kita tidak sia-sia. Hadits Rasulullah SWA yang artinya, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa melainkan lapar dan dahaga saja,” (HR. Ath-Thabrani) patut kita renungkan.  Untuk itu, agar puasa tidak sia-sia ada beberapa hal yang patut kita perhatikan, antara lain:

1. Tundukkan Pandangan
Dengan menundukkan pandangan, mata akan terjaga dari segala hal yang tidak halal. Segala hal yang haram berpotensi melalaikan hari dari mengingat Allah SWT. Mata adalah sumber segala tindakan. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan adalah salah satu anak panah beracun dari anak panah iblis. Barang siapa meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah SWT akan memberinya keimanan yang merupakan kelezatan di dalam hatinya.” (HR. Hakim)

2. Jaga Lisan
Sebagai pengganti berkata dan mengucapkan hal-hal yang tidak diridhoi Allah SWT, seperti berdusta, ghibah, menggunjing, memaki, bertengkar dan segala hal yang dapat mengundang segala kebencian dan permusuhan, hendaklah lisan disibukkan dengan zikir mengingat Allah dan membaca Al-Qur’an. Dengan demikian, hati juga akan terjaga dari niat jahat. Baginda Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya puasa adalah perisai. Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa, maka jangan berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang menyerang atau memaki, katakanlah, “Aku sedang berpuasa!”

3. Jaga Telinga
Setiap yang haram diucapkan, haram juga didengarkan. Bahkan kedudukan orang yang suka mendengarkan berita bohong sama dengan orang yang memakan barang haram.
Allah SWT berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong. Banyak memakan yang haram.” (Al-Maidah: 42).
Sikap suka mendengarkan ucapan-ucapan haram ini berdampak pada kehidupan sosial. Karena apa yang didengar, baik itu berita bohong atau ghibah (membicarakan aib orang lain) dapat mengakibatkan permusuhan.

4. Tidak Makan dengan Berlebihan
Kebanyakan kaum Muslimin tidak bisa mengendalikan makan mereka terutama ketika berbuka puasa. Seburuk-buruk wadah adalah perut yang penuh makanan.
Tujuan puasa untuk menundukkan hawa nafsu guna memperkuat jiwa mencapai taqwa. Bila dari pagi hingga sore perut dikosongkan, kemudian dipenuhi dengan berbagai makanan saat berbuka, maka syahwat akan bangkit kembali. Hikmah puasa akan hilang. Puasa yang bertujuan melemahkan sarang setan menjadi sia-sia. Karena syahwat menguat dan setan kembali menghembuskan rayuannya agar berbuat kejahatan.

5. Penuhi Hati dengan Harapan dan Kecemasan
Kala seorang Mukmin berpuasa, ia tidak tahu apakah ibadahnya akan diterima atau tidak. Segala ketentuan ditangan Allah SWT. Kita boleh cemas, tapi tetap harus berharap. Kecemasan jangan sampai membuat kita putus asa dari ampunan Allah SWT.

Dengan memperhatikan beberapa hal di atas lalu berupaya menghindarinya sejauh mungkin dan memperbanyak ibadah, Insya Allah, puasa kita akan diterima oleh Allah SWT. Surga Ar-Royyan yang dijanjikan-Nya niscaya bisa kita raih. Derajat Taqwa yang menjadi tujuan ibadah kita akan tercapai. Dengan demikian Ramadhan 1433 H ini tidak akan lewat bagai angin begitu saja. Amiin.

(Disarikan dari Ihya Ulummudin, Al-Ghazali.)

Sumber : http://akhnauf.blogspot.com/2012/07/agar-ibadah-puasa-ramadhan-kita-tidak.html

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *