Kerjasama dalam Tim

Ilustrasi: Mengangkat Beban bersama-sama lebih ringan

Kerjasama, kepemimpinan, kepengurusan, komunikasi, dan mengelola konflik merupakan unsur-unsur penting dalam pengembangan kelompok yang perlu dipahami bagi seorang pendamping. Berikut ini adalah uraian singkat mengenai unsur-unsur tersebut.
1. Kerjasama
Kerjasama dilakukan atas dasar tujuan yang sama yang hendak dicapai, sehingga kerjasama berbeda dengan ‘sama-sama kerja’ yang tidak mempunyai tujuan bersama.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari bekerjasama
Beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari kerjasama antara lain :
• memperingan tugas yang harus dipikul oleh masing-masing pihak;
• menghemat tenaga, pikiran dan dana yang biasanya sangat terbatas dalam setiap kegiatan;
• dengan dana, tenaga, pikiran yang tersedia, dapat menghasilkan lebih banyak;
• lebih memberi kemungkinan pada seluruh pihak untuk mengembangkan kemampuan dalam rangka menuju terbangunnya kemanusiaannya.
Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama
Agar terjalin kerjasama yang mantap dalam suatu kelompok dari masing-masing anggota, sehingga mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi, perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat mendukung, antara lain :

  • Masing-masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing-masing. Masing-masing pihak yang akan kerjasama harus mengerti dan memahami akan masalah yang dihadapi.
  • Masing-masing pihak yang bekerjasama perlu berkomunikasi.
  • Pihak yang bekerjasama perlu peka terhadap pihak lain dalam arti mengerti kesulitan dan kelemahan orang lain.
  • Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar semuanya itu dapat berdaya hasil dan berhasil guna, perlu ada pengaturan, yaitu koordinasi yang mantap.
  • Keterbukaan
  • Melibatkan orang lain

Beberapa hal yang dapat mengganggu kerjasama

  • Ada pihak yang selalu bersikap menyerahkan pekerjaan kepada orang lain dan tidak bersedia bertanggung-jawab
  • Ada pihak yang bersedia menampung semua pekerjaan meskipun jelas tidak mampu mengerjakannya.
  • Tidak bersedia memberikan sebagian dari kemampuannya untuk membantu pihak lain. Dalam pengertian, ini termasuk tidak bersedia menyerahkan sebagian dari wewenangnya kepada pihak lain.
  • Lekas puas dengan hasil pekerjaannya sendiri, sehingga tidak memperlihatkan dan tidak menaruh perhatian pada pihak yang masih bekerja.
  • Hanya bersedia memberikan sesuatu yang dirasa tidak lagi diperlukan dirinya, sehingga memberi tidak sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan oleh pihak lain.
  • Tidak bersedia memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi, hanya terus tekun dengan pekerjaannya sendiri.
  • Menutup diri, dan tidak mengundang pihak lain yang dapat memberi bantuan, misal selain berusaha mengerjakan sesuatu dengan sempurna sehingga sulit pihak lain dapat membantu.
  • Tidak bersedia berkorban, misalnya membongkar atau merubah kegiatan yang sudah direncanakan, demi mencapai kerjasama dan hasil kegiatan yang lebih baik.
  • Bersikap maha tahu, sehingga menutup diri untuk minta pendapat dan bantuan pihak lain.
  • Tidak percaya kemampuan pihak lain sehingga tidak bersedia minta bantuan atau pendapat kepadanya.

2.Mengelola Konflik
Konflik sering timbul dimana saja termasuk di dalam kelompok, pendamping diharapkan dapat mendampingi kelompok dalam mengatasi konflik-konflik yang timbul.
Beberapa tanda adanya konflik:

  • Anggota kelompok / tim memberi komentar dan saran dengan penuh emosi
  • Anggota kelompok / tim menyerang pendapat orang lain, sebelum gagasan tersebut selesai diungkapkan
  • Banyak keluhan
  • Anggota kelompok / tim saling menyerang langsung ke pribadi dan bukan ke pokok permasalahan
  • Diam ketika ditanya atau diminta pendapat atau bersikap acuh tak acuh

Seorang pemimpin harus memiliki seni : mengelola orang lain, mengelola konflik, mengelola kebutuhan dll.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *